Minggu, 13 Mei 2012

macam-macam bencana alam di indonesia

Kliping Bencana Alam di Indonesia

Mar 05, 2012
Bencana alam merupakan bencana yang diakibatkan oleh alam, seperti banjir, gempa, gunung meletus..kita semua tentu nggak pengen nih bencana terjadi. Tetapi kalau memang Allah menghendaki, kita harus tabah menghadapi cobaan ini sob..Tetapi ada juga bencana alam yang sebenarnya penyebabnya juga akibat ulah manusia, misalnya banjir. Banjir bisa saja terjadi karena aliran air ke laut terhalang oleh sampah-sampah yang dibuang ke sungai, atau pohon-pohon yang sebagai sumber resapan air habis ditebang. Nah kalau pohon udah ditebang selain mengakibatkan banjir, juga mengakibatkan longsor.

Kumpulan kliping bencana alam banjir

Kliping Bencana Alam di Indonesia 1 Buat teman-teman yang pengen cari kliping tentang bencana alam, berikut ada beberapa kliping mengenai berita bencana alam dari berbagai media berita di Indonesia.

Hujan Semalaman, Padang Dilanda Banjir

PADANG, KOMPAS.com - Ratusan rumah di Kota Padang, Sumatera Barat, terendam banjir akibat hujan lebat yang mengguyur sejak Rabu (29/2/2012) siang hingga Kamis dini hari. "Rumah terendam banjir terdapat di daerah Lubuk Buaya, Simpang Kalumpang," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, Dedi Henidal, Kamis di Padang.
Link

Banjir Terjang Kincir Air

MUARA BUNGO, KOMPAS.com — Sejumlah kincir air rusak diterjang luapan air sungai anak Sungai Batanghari di Kabupaten Bungo, Jambi. Akibatnya, puluhan rumah tak teraliri listrik. Di Desa Lubuk Beringin, Kecamatan Batin III Ulu, Bungo, kerusakan terjadi pada dua dari tiga unit pembangkit listrik bertenaga mikrohidro setelah diterjang luapan air Sungai Batang Limun. Sekitar 50 rumah tak teraliri listrik sejak sepekan terakhir.
Link

Kerugian Banjir Bandang Rp 47,5 miliar

BATUSANGKAR, KOMPAS.com - Kerugian akibat banjir bandang di Nagari Padang Laweh Malalo, Kecamatan Batipuh Selatan lima hari lalu mencapai Rp 47,5 miliar. Demikian dikemukakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Altri Suandi, Jumat (2/3/2012).
Link

Kumpulan kliping bencana alam tanah longsor

Tertimbun Longsor, Jalur Lintas Polewali-Mamasa Terputus

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Hujan deras yang mengguyur Polewali mandar, Sulawesi Barat, sejak Sabtu (3/3/12) sore menyebabkan jalur lintas kabupaten Mamasa-Polewali Mandar terputus akibat timbunan material longsor tanah bercampur batu setinggi 10 meter lebih. Sejumlah pohon yang tumbang ikut menghalangi perjalan warga. Akibat timbunan longsor arus ini kendaraan dari dua arah terputus. Sejumlah pengendara motor yang nekad menembus timbunan longsor terjebak lumpur hingga harus dianggkat dengan bantuan warga. Sejumlah pengendara roda empat yang terjebak terpaksa bermalam di lokasi karena khawatir meninggalkan kendaraannya.
Link

Longsor, 40 KK di Aceh Tengah Minta Relokasi

TAKENGON, KOMPAS.com- Sebanyak 40 keluarga di Desa Arul Gadeng, Kecamatan Celala, Kabupaten Aceh Tengah, yang terancam banjir bandang dan longsor susulan berharap segera direlokasi ke tempat yang aman. Akibat banjir dan longsor, Sabtu (25/2) lalu, bukit di atas perkampungan mereka retak dan dikhawatirkan akan kembali longsor saat hujan deras mengguyur. "Sejak banjir Sabtu kemarin, kami terus was-was. Banyak material di atas bukit yang masih tersangkut. Selain itu, bukit juga sudah retak. Kalau longsor kembali kami tidak tahu lagi akan seperti apa," kata Sekretaris Desa Arul Gampeng, Sukir, Senin (27/2/2012).
Link

10 Rumah Longsor di Bogor

BOGOR, KOMPAS.com - Sebanyak 10 rumah di Kampung Gudang, Kelurahan Gudang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (26/2/2012) pagi, longsor. Diperkirakan seorang warga masih tertimbun reruntuhan bangunan. Kliping Bencana Alam di Indonesia 2
Heri (37), warga Kampung Gudang menuturkan, ibunya Fatimah (65), saat kejadian masih sarapan bubur ayam sekitar 20 meter dari rumahnya. Tiba-tiba, sekitar pukul 08.15, rumah yang ada di depannya rubuh. Fatimah tidak sempat menyelamatkan diri.
Link

Jalan di Leuwidamar Ambles dan Longsor

Lebak, Kompas - Ruas jalan dari arah Rangkasbitung, ibu kota Lebak, Banten, menuju permukiman Baduy ambles dan longsor. Kendati kerusakan jalan sudah terjadi sebulan lebih dan sangat membahayakan keselamatan pengguna jalan, hingga saat ini belum juga ada perbaikan. Ruas jalan yang ambles tersebut berada di Kampung Janglapa, Desa Sangkanmanik, Kecamatan Leuwidamar, Lebak. Adapun ruas longsor berada di Kampung Cibengkung, Desa Bojongmenteng, Leuwidamar.
Link

Kumpulan kliping bencana alam gempa bumi

Gempa Guncang Aceh

ACEH, KOMPAS.com — Gempa dengan kekuatan 4,8 skala Richter mengguncang Aceh, Senin (23/1/2012) sekitar pukul 19.40. Informasi dari Serambi Indonesia di Banda Aceh, tidak ada laporan kerusakan dan kepanikan warga ketika gempa terjadi. Gempa tidak berpotensi tsunami. Kliping Bencana Alam di Indonesia 3
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisa (BMKG) Matai Aceh Besar menjelaskan, lokasi gempa terjadi di 4.75 Lintang Utara (LU) dan 94.67 Bujur Timur (BT), 108,2 Km barat daya Banda Aceh. Saat ini pihak BMKG sedang melakukan analisis penyebab gempa tersebut.
Link

Gempa Padang Tidak Berpotensi Tsunami

PADANG, KOMPAS.com - Gempa yang menguncang Kota Padang, Sumatera Barat, dengan kekuatan 4,3 skala Richter (SR) pada Minggu pukul 13.06 WIB tidak berpotensi tsunami. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa itu berada pada 0.82 Lintang Selatan (LS), 99.65 Bujur Timur (BT) dengan kedalaman 10 Km dimana berpusat 77 Km barat laut Kota Padang.
 http://blog.codingwear.com/bacaan-49-Kliping-Bencana-Alam-di-Indonesia.html

bencana alam di indonesia

Oleh
Yoga Prismanata
Pada tanggal 26 Oktober 2010 mungkin adalah hari yang paling memilukan untuk Indonesia, sebab 2 bencana alam melanda yakni Gunung Meletus dan Gempa & Tsunami di Mentawai. Mungkin banyak bertanya-tanya mengapa Indonesia yang dikenal sebagai negara yang kaya harus menerima musibah yang terjadi secara beruntun dan berulang-ulang. Mungkin itu adalah konsekuensi dari kekayaan yang kita miliki. Mengapa harus disimpulkan seperti itu ? untuk menjawabnya kita perlu menganalogikan Indonesia sebagai negara yang kaya seperti orang yang kaya raya memiliki banyak harta, kita sering mendengar orang kaya biasanya akan lebih sering mendapatkan ujian dari Allah SWT daripada orang yang kurang mampu, kemudian pada umumnya mereka akan diuji oleh Allah dengan harta yang mereka miliki pula. Jadi, jika kita bandingkan kurang lebih memiliki kesamaan dengan musibah di Indonesia, negeri kita yang kaya sering mendapatkan ujian/cobaan berupa bencana alam, dan ujian/cobaan tersebut menggunakan harta yang kita miliki juga yakni air dan tanah. Air untuk bencana Tsunami di Mentawai dan tanah (isi perut bumi) dari Gunung Merapi yang seperti kita ketahui kandungan perut bumi itu memiliki kandungan yang sangat baik bagi tanah sehingga dapat menyuburkan tanah, dengan kata lain dapat meremajakan tanah sehingga subur kembali.
Gunung Merapi
Gunung Merapi
Gunung Merapi
Jenis Gunung api:
Bentuk : Stratovolcano, artinya strato berarti kerucut dan volcano berarti gunung api, sehingga kurang lebih stratovolcano dapat diartikan gunung api yang bentuknya menyerupai kerucut.
Ketinggian Puncak : 2968 m
Lintang : 7.542°S
Bujur : 110.442°E
Merapi adalah nama sebuah gunung berapi di provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta, Indonesia yang masih sangat aktif hingga saat ini. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Letaknya cukup dekat dengan Kota Yogyakarta dan masih terdapat desa-desa di lerengnya sampai ketinggian 1700 m. Bagi masyarakat di tempat tersebut, Merapi membawa berkah material pasir, sedangkan bagi pemerintah daerah, Gunung Merapi menjadi obyekwisata bagi para wisatawan.
Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.” (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)
Gempa dan Tsunami di Mentawai
Pengertian Tsunami secara umum adalah Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti “ombak besar di pelabuhan”) adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombangtsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami. Tsunami di Mentawai, Sumatera Barat pada tanggal 26 Oktober 2010 lalu terjadi akibat gempa tektonik dengan kekuatan 7,2 SR. Skema terjadinya tsunami dapat dijelaskan dengan gambar berikut ini,
Skema Terjadinya Tsunami
Skema Terjadinya Tsunami
Hubungan Antara Bencana Gunung Meletus dan Gempa & Tsunami di Indonesia
Ada hubungan dari kedua bencana alam diatas, hubungan tersebut terletak dari pemicu terjadinya kedua bencana alam tersebut. Lalu, apa pemicu dari kedua bencana tersebut ? pemicunya adalah gerakan tektonik lempeng. Bagaimana tektonik lempeng bisa memicunya ? untuk menjawab pertanyaan tersebut diperlukan penjelasan yang runtut agar semua menjadi terlihat akan hubungan antara kedua bencana alam tersebut dengan gerakan tektonik lempeng. Pertama-tama akan dijelaskan apa itu tektonik lempeng.
Teori Tektonika Lempeng (bahasa Inggris: Plate Tectonics) adalah teori dalam bidang geologi yang dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah mencakup dan juga menggantikan Teori Pergeseran Benuayang lebih dahulu dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang dikembangkan pada tahun 1960-an.
Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku dan padat. Di bawah lapisan litosfer terdapatastenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin, melainkan tekanan yang tinggi.
Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates). Di bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil. Lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak relatif satu dengan yang lainnya di batas-batas lempeng, baik divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan), ataupun transform (menyamping). Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung samudera semuanya umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng. Pergerakan lateral lempeng lazimnya berkecepatan 50-100 mm/a.”
(Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)
Di Indonesia terdapat 2 jenis tektonik lempeng, yaitu lempeng benua (yaitu lempeng Eurasia) dan lempeng samudera (yaitu lempeng Indo-Australia). Batas kedua lempeng tersebut memanjang dari Pulau Sumatera, Pulau Jawa, kemudian sampai ke Pulau Sulawesi.
Peta Lempeng Tektonik
Lempeng-lempeng Tektonik Bumi
Gerakan kedua lempeng tersebut yang saling bertumbukan itulah yang menyebabkan adanya getaran yang kita kenal sebagai gempa bumi. Gerakan kedua lempeng tersebut dijelaskan melalui gambar berikut,
Ilustrasi penunjaman lempeng samudera terhadap lempeng benua
Ilustrasi penunjaman lempeng samudera terhadap lempeng benua
Dari gambar tersebut dijelaskan bahwa lempeng Indo-Australia yang merupakan lempeng samudera menghujam ke bawah lempeng Eurasia yang merupakan lempeng Benua, karena perbedaan massa jenis yakni massa jenis lempeng benua lebih besar daripada lempeng samudera. Dari gerakan lempeng itu terjadi banyak bentukan-bentukan di permukaan bumi, seperti berupa lipatan, patahan, dan sebagainya. Salah satu contoh lipatan yang dihasilkan dari tumbukan tersebut adalah gunung. Gunung tersebut bisa menjadi gunung api jika gerakan lempeng samudera menembus ke kantong-kantong magma yang ada di perut bumi, sehingga magma akan menerobos keluar melalui saluran-saluran hasil patahan dari gerakan lempeng.
Lempeng Eurasia (atas) dan Lempeng Indo-Australia (bawah)
Lempeng Eurasia (atas) dan Lempeng Indo-Australia (bawah)
Kemudian, kita menghubungkan hal tersebut dengan meningkatnya aktifitas gunung api yang ada di Indonesia. Saya memiliki pendapat tentang mengapa beberapa gunung api di Indonesia meningkat aktifitasnya hampir secara bersamaan dan melakukan erupsi dengan kekuatan yang lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya, khususnya gunung Merapi. Hal tersebut berkenaan dengan penunjaman lempeng samudera (Indo-Australia) ke kantong magma yang ada di perut bumi. Jika penunjaman lempeng tersebut bisa menembus ke kantong magma yang lebih besar atau jika penunjaman tersebut mampu membuat rekahan atau retakan yang ada sebelumnya menjadi lebih besar, maka kemungkinan jumlah magma yang keluar semakin besar sehingga itulah yang menyebabkan aktifitas vulkanisme meningkat dan lebih tinggi dari yang sebelumnya. Namun, faktor lain yang Aku yakini kebenarannya adalah penunjaman tersebut membuat tekanan perut bumi semakin besar sehingga mendorong magma yang ada di perut bumi untuk keluar seperti yang diungkapkan oleh Chris Goldfinger, ahli geologi kelautan dari Oregon State University di National Geographic, Ia mengatakan bahwa Letusan gunung berapi memang bisa saja dipicu oleh perubahan tekanan akibat gempa bumi.
Dari pembahasan diatas selalu menyinggung gerakan lempeng dan diduga itulah yang memicu terjadinya rangkaian bencana alam yang ada di Indonesia. Lalu, berdasarkan apa kita mengetahui adanya gerakan lempeng di Indonesia ? tentu saja terjadinya gempa dan tsunami di Mentawai. Sebab tsunami terjadi didahului dengan gempa tektonik, yakni gempa yang terjadi akibat adanya gerakan dan gesekan antara dua lempeng sehingga menghasilkan getaran atau goncangan. Berdasarkan bencana Tsunami di Mentawai itulah kita mengetahui bahwa memang terjadi gerakan pada tektonik lempeng di Indonesia.
Sumber :
Kompas.com. 2010. Tsunami di Mentawai Setinggi 2 Meter. www.kompas.com. Diakses tanggal 31 Oktober 2010
Pangestu, Alex. 2010. Mungkinkah kejadian Merapi dan Mentawai berhubungan?. http://nationalgeographic.co.id. Diakses tanggal 31 Oktober 2010
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2010. Tektonik Lempeng. http://id.wikipedia.org. Diakses tanggal 31 Oktober 2010
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2010. Tsunami. http://id.wikipedia.org . Diakses tanggal 31 Oktober 2010
 http://eduprisma.blog.uns.ac.id/2010/10/31/menilik-bencana-alam-di-indonesia-letusan-gunung-merapi-dan-gempa-tsunami-di-mentawai/

http://abasrin.wordpress.com/2011/07/09/google-earth-sebagai-media-pembelajaran-geografi/

Google Earth sebagai Media Pembelajaran Geografi

Sabjan Badio
Geografi adalah pelajaran yang memerlukan kemampuan menghafal. Seharusnya, ilmu ini dipelajari dengan cara mengamati langsung objek yang dipelajari. Dengan begitu, aktivitas hafal-menghafal tentu akan lebih mudah. Hal ini sesuai pernyataan Silberman (2007: 1) yang dimodifikasi dari Confucius, bahwa what I hear, I forget; what I hear, see, and ask question about or discuss with someone else, I begin to understand; what I hear, see, discuss, an do, I acquire knowledge and skill; what I teach to another, I master.
Pernyataan tersebut tentu masuk akal. Mempelajari geografi hanya melaui pendengaran sama saja dengan mendengarkan dongeng. Biasanya, sebuah dongeng berlatar tempat antah berantah alias tidak diketahui. Hal ini begitu kentara ketika guru mengajarkan konsep bumi bulat. Biasanya, guru mengatakan bahwa jika seseorang naik pesawat dengan ketinggian tetap pasti dia akan sampai lagi ke tempat semula. Hal ini berlaku pula jika seseorang melemparkan batu dengan kekuatan tertentu pasti batu itu akan kembali ke tempat semula. Masalahnya, pesawat apakah yang mampu  mengelilingi bumi tanpa mengisi bahan bakar? Andai pun dilakukan penghitungan yang cermat sehingga dimungkinkan pesawat berhenti untuk mengisi bahan bakar dan kemudian kembali ke titik semula, itu tetap saja “hayalan” karena para siswa tidak mungkin membuktikannya. Lalu, siapa pula yang mampu melemparkan batu dengan kekuatan yang bisa membuat batu tersebut mengelilingi bumi? Kedua analogi ini sama saja menciptakan materi hayalan baru di benak siswa. Oleh karena itu, diperlukan media atau alat peraga yang lebih efektif untuk mengajarkan bumi bulat.
Keadaan geografis Indonesia sendiri, yang terdiri atas 17.508 pulau, merupakan permasalahan pelik lain ilmu geografi. Bagaimana bisa mengajarkan letak atau posisi pulau-pulau tersebut? Peta manual yang selama ini digunakan pun tetap hanya menjadikan para siswa berada pada batasan imajinasi.
Penemuan ARPANET tahun 1969 adalah awal yang baik untuk pendidikan geografi di dunia. Teknologi jaringan ini adalah cikal-bakal perkembangan internet (Pandia, 2007). Saat ini, kita buktikan bahwa komputer-komputer dari seluruh dunia dapat terhubung satu dengan lainnya. Melalui internet ini, sangat dimungkinkan para siswa saling berkomunikasi dan melakukan pertukaran informasi, mulai tulisan, foto, hingga video. Siswa yang berada di jantung ibukota dapat mengamati kondisi hujan abu vulkanis yang terjadi akibat letusan Gunung Merapi di DI Yogyakarta dan Jateng melalui rekaman video yang diunggah siswa lain ke Youtube.
Tampilan Google Earth
Dikembangkannya Earth Viewer merupakan langkah lebih maju dalam era pembelajaran geografi. Apalagi ketika peta virtual bumi ini diakuisisi oleh Google dan digratiskan penggunaannya bagi komputer pribadi. Dapat kita saksikan sekarang, siswa dapat mempelajari pegunungan, sungai, lembah, dataran tinggi, dataran rendah, kepadatan penduduk hanya dari layar komputer. Jangankan bagian-bagian tersebut, kendaraan dan marka jalan pun dapat terlihat dari jendela Google Earth. Kehadiran media ini, tak perlu lagi membuat siswa menghayal tentang dunia bulat, untuk membuktikannya mereka tinggal membesarkan skala hingga menampakkan wujud bumi yang bulat.
 http://abasrin.wordpress.com/2011/07/09/google-earth-sebagai-media-pembelajaran-geografi/

Pengenalan sisteminformasi geografis sebagai media pembelajaran geografi di sekolah


Pada hari Selasa 10 April 2012 Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia menggelar pemilihan mahasiswa berprestasi.  Menarik mengikuti paparan karya tulis ilmiah oleh Faiz Urfan mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi.

Ia memaparkan karya tulis “Pengenalan Sistem Informasi Geografis Sebagai Media Pembelajaran Geografi di Sekolah”” dihadapan para juri.  Juri tersebut adalah yaitu Fitri Rahmafitria, M.Si (Ketua Program Studi Manajemen Resort dan Leisure), Dr. Epon Ningrum (Ketua Jurusan Pendidikan Geografi), Bagja Waluya, S.Pd (Dosen  dan koordinator Jurusan Pendidikan Geografi.

Menurutnya kemajuan teknologi yang pesat membuat pemanfaatan teknologi yang terjangkau oleh masyarakat pada umumnya tanpa kecuali.  Hal ini termasuk untuk pemanfaatan Sistem Informasi Geografis atau yang sering dikenal dengan SIG. Berdasarkan kondisi ini, pasti sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki peran besar untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang SIG. Karena SIG saat ini dapat diakses oleh semua orang dengan mudah, cukup mudah melalui internet dan smartphone.


Sekolah, menurut Faiz dalam menyelenggarakan pengajaran dan kegiatan belajar, memiliki kurikulum yang telah dibakukan oleh pemerintah dan geografi mata pelajaran yang termasuk dalam kurikulum telah peran langsung untuk SIG pengenalan kepada siswa. SIG dapat diperkenalkan dalam bentuk media pembelajaran yang digunakan untuk menjelaskan soal Geografi. Tapi dalam prakteknya, pengenalan upaya GIS tidak dapat digeneralisasi dari satu tingkat pendidikan dengan tingkat pendidikan lainnya. Harus membuat perbedaan antara satu tingkat ke tingkat lain karena kemampuan berpikir siswa di tingkat masing-masing juga berbeda.

“Apabila tidak dilakukan standar kompetensi dasar maka adanya perbedaan antara masing-masing tingkat pembelajaran dapat berdampak kepada perbedaan karakteristik media yang digunakan. Dampak diperkenalkannya SIG kepada siswa setiap tingkat sebagai media pembelajaran akan berbeda. Oleh karena itu perlu untuk klasifikasi dalam konteks pengenalan SIG untuk siswa bahwa media yang digunakan SIG berfungsi dengan baik.